Sekiranya mendengar kata warisan, mungkin yang ada di benak banyak orang ialah kekayaan
dalam bentuk uang yang diberikan dari seseorang atas hasil usahanya semasa
hidup untuk diteruskan pada penerus yang namanya tercantum dalam surat warisan.
Tak semua orang menyadari betul bahwa dirinya ialah pemilik nama calon penerima
warisan dari seseorang, dapat saja kok orang tua kita kelak memang tidak
memberikan apa yang dimilikinya selama hidup terhadap kita. Tetapi bukan
berarti kita tidak mempunyai kemungkinan untuk menerima barang lungsur
tersebut.
Apa jadinya dikala suatu dikala kita menerima warisan ? Perasaan campur antara
terkejut dan senang mungkin. Tetapi bukan tidak mungkin dikala memperoleh isu
seperti ini, euforia yang kita natural menjadi terlalu besar dan menimbulkan
ekspektasi yang berlebihan. Lebih parahnya lagi apabila kita bahkan tidak tahu
bentuk warisan seperti apa yang sesungguhnya akan kita terima nantinya. Jadi,
bagaimana menghadapi kondisi seperti ini?
1. Jangan Malas Mencari Kabar Sebanyak-Banyaknya
Langkah pertama begitu menerima isu bahwa Anda tercatat
sebagai penerima warisan seseorang,
jangan lantas senang dan mengiyakan pernyataan tersebut. Telusuri lebih jauh
dan pastikan lebih dahulu sebelum mengambil perbuatan lanjut. Mendapati diri
kita menerima warisan tidak terduga dan lantas mengiyakan itu ibarat memperoleh
kucing dalam karung. Anda masih berhak untuk meminta waktu guna menimbang dan
memikirkan lebih jauh keputusan yang akan diambil. Mengapa tidak lantas
diambil? Ya, sebab Anda bahkan tidak tahu pasti bentuk warisan yang akan Anda
nikmati itu. Anda tidak dapat menanyakan apa bentuk warisan yang diwariskan
pada Anda secara lantas pada pihak notaris yang menjadi perantara. Opsi jawaban
(sekalian hak) Anda hanyalah menjawab iya atau tidak.
Menelusuri asal masukan warisan
tersebut dapat jadi dengan menanyakan pada kerabat ataupun orang terdekat
almarhum yang meninggalkan warisan tersebut. Untuk apa? Tentu untuk mengetahui
skor warisan yang diberikan. Tak sepatutnya diterima, Anda mempunyai hak untuk
menolaknya. Tetapi ada yang sepatutnya Anda sadari penuh bahwa dikala Anda
memastikan untuk menerima warisan tersebut, semua pembayaran muatan dan hibah
dalam warisan sepatutnya ditanggung oleh pihak penerima. Jadi, apabila Anda
merasa ragu dan tidak mampu untuk menerima konsekuensi dari keputusan menerima
warisan itu, jangan paksakan diri Anda untuk senang dalam zona yang salah sebab
dapat jadi itu cuma ilusi permulaan untuk membujuk Anda menerima warisan
tersebut.
2. Perlakuan Terhadap Warisan Aset Barang atau Non Tunai
Sekiranya Anda menerima warisan
tidak terduga tersebut, perlu Anda kenal bahwa beberapa jenis warisan mempunyai
perlakuan yang berbeda - tentu dengan tujuan untuk kepentingan Anda sendiri.
Maka dari permulaan dikatakan penting untuk mengetahui jenis warisan apa yang
Anda temukan. Sekiranya Anda menerima jenis warisan aset barang atau non tunai,
perlakuannya tentu berbeda dengan warisan tunai. Bagaimana keputusannya?
Mendiamkan atau memasarkannya?. Sebelum Anda memastikan lebih lanjut, jangan
lupa bahwa Anda mempunyai keharusan kini untuk membayar bea perolehan atas
warisan tersebut. Misalkan Anda menerima warisan tanah, maka Anda sepatutnya
membayar bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dan dilengkapi dengan
beragam dokumen kematian dan surat keterangan waris. Ada bagusnya juga Anda
lantas mengerjakan balik nama atas aset tersebut guna kedudukan Anda dapat
lebih kuat di mata undang-undang.
Lantas, sesudah urusan originalitas warisan selesai bahkan jangan lantas mengambil keputusan secara
gamblang untuk memasarkannya sehingga Anda dapat menerima bentuk cairnya. Ada
bagusnya Anda meninjau lebih dahulu warisan tersebut. Dan apabila terbukti Anda
berminat terhadap warisan tersebut, untuk apa dijual?. Lain lagi apabila terbukti
warisan non tunai yang diberikan pada Anda berupa perhiasan yang tidak jarang
menaruh skor kenangan. Sesungguhnya apabila memang ada faktor ini, sangat tidak
direkomendasikan bagi Anda untuk memasarkannya selain suatu dikala Anda
mengalami kondisi mendesak yang mengharuskan Anda melepas warisan tersebut guna
mengatasi problematika yang menyudutkan Anda.
3. Perlakuan Terhadap Warisan Usaha
Jenis warisan lain yang mungkin saja Anda terima ialah warisan usaha. Dapat jadi usaha warung,
warung, ataupun perusahaan jasa. Bukan perkara mudah menerima warisan usaha,
apalagi apabila kita sadar bahwa usaha tersebut bukan passion kita. Belum soal
kemampuan yang sepatutnya dimiliki untuk mengelola usaha yang mungkin kita
tidak berminat. Bukannya menguntungkan, Anda justru dapat kolaps sebab menerima
warisan ini. Jangan lupa bahwa di dalam usaha itu Anda juga sepatutnya dapat
mengontrol orang lain agar dapat bekerja sama dan satu visi misi untuk
memajukan bisnis tersebut. Sekiranya Anda merasa tidak mampu menangani tantangan
tersebut, tidak ada salahnya juga menyerahkan pengelolaannya pada orang lain.
Atau apabila memang Anda sungguh-sungguh tidak berminat, memasarkan usaha
tersebut dapat jadi pilihan terakhir. Tetapi, apabila Anda merasa mempunyai
waktu untuk belajar mengurus usaha yang diwariskan pada Anda tersebut, tidak
ada salahnya mencoba mempertahankan warisan itu. Cuma perlu diingat apabila
memang Anda merasa tidak mampu untuk menanggung semua konsekuensinya, jangan
terlalu lama untuk mengambil keputusan untuk melepas bisnis tersebut. Mengapa?
Ketimbang bisnis atau usaha yang telah dibangun dengan susah payah sepatutnya
kolaps, lebih bagus dipertahankan orang lain.
4. Lakukan Antisipasi
Ketika Anda diberikan warisan
dan statusnya telah disahkan oleh pengadilan negeri, maka sepatutnya semua
urusan status kepemilikan telah beres. Tetapi tidak ada salahnya juga Anda
mengerjakan langkah antisipasi seperti memahami pengendalian porsi warisan dan
dayanya di mata undang-undang. Legitieme portie ialah porsi yang sepatutnya
dikeluarkan untuk individu tertentu sebab memang statusnya di keluarga
tersebut. Legitieme portie inilah yang tidak dapat diganggu gugat.